Ibu, Sekolah Pertama Bagi Anak

Seorang ibu memiliki peran yang sangat agung dalam kehidupan seorang anak. Sejak dalam kandungan hingga tumbuh dewasa, ibu menjadi sosok yang paling dekat dan paling berpengaruh dalam membentuk karakter, akhlak, dan keimanan anak. Dalam Islam, peran ibu tidak hanya sekadar mengasuh dan merawat, tetapi juga mendidik dengan kasih sayang dan keteladanan. Dari ucapannya, anak belajar berbicara; dari perilakunya, anak belajar berakhlak. Karena itulah, para ulama mengatakan, “Ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya.”

Rasulullah ﷺ memberikan penghormatan yang luar biasa kepada sosok ibu. Ketika seorang sahabat bertanya, “Siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Sahabat itu bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Baru pada yang keempat Nabi berkata, “Ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menegaskan betapa besar jasa ibu, hingga tiga kali lipat dibandingkan ayah, karena dari rahim dan kasih sayangnya lahirlah generasi yang akan menjadi penerus kebaikan.

Peran ibu sebagai pendidik utama di rumah menjadi kunci terbentuknya keluarga yang sakinah. Ia menanamkan nilai keimanan, kesabaran, dan kasih sayang dalam setiap langkah kecil anak. Al-Qur’an pun mengingatkan kita akan beratnya perjuangan seorang ibu:

“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu; hanya kepada-Kulah kembalimu.”
(QS. Luqman: 14).

Oleh karena itu, setiap ibu perlu menyadari bahwa tugas mendidik anak bukanlah hal ringan, melainkan sebuah amanah besar dari Allah ﷻ. Rumah menjadi madrasah pertama, dan ibu adalah gurunya. Dengan ilmu, kasih sayang, dan doa yang tulus, seorang ibu bisa melahirkan generasi yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia. Dan setiap kebaikan yang dilakukan anaknya kelak akan menjadi amal jariyah bagi sang ibu, sebagaimana sabda Nabi ﷺ: “Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim).