Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

Oleh : Yanuar Bagas Pangesti (Mahasiswa Akademi Al Qur’an FKAM)

“Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kita bersyukur kepada-Nya atas segala karunia yang diberikan-Nya kepada kita. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing umat manusia dari kegelapan menuju cahaya petunjuk, serta kepada keluarga beliau, para sahabat, tabiin, dan tabiut tabiin yang telah berjuang memelihara kebenaran Islam hingga hari kiamat.

Bapak-bapak, ibu-ibu, serta saudara-saudara sekalian yang dihormati, saat ini adalah kesempatan yang diberikan oleh Allah untuk kita berkumpul di majelis yang penuh berkah ini. Mari kita manfaatkan waktu yang Allah anugerahkan kepada kita dengan merenungkan nikmat-nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita sehari-hari.

Kita dipenuhi rasa syukur atas setiap nikmat Allah yang melimpah kepada kita, nikmat kesehatan, keluarga yang harmonis, rezeki yang berlimpah, dan nikmat iman yang mengalir dalam hati kita. Semua itu adalah karunia-Nya yang tak terhingga.

Dalam kesempatan berkah ini, mari kita peringatkan diri kita untuk senantiasa bersyukur atas nikmat Allah yang tiada hentinya. Kita harus memelihara rasa syukur ini dengan berbuat kebaikan kepada sesama, menjaga kebersihan hati dan lingkungan, serta senantiasa berupaya menjadi hamba yang taat dan bermanfaat bagi orang lain.

Semoga kita semua dapat mengisi waktu yang diberikan Allah ini dengan kebaikan dan berkah, serta terus memperoleh hidayah-Nya dalam setiap langkah kita. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

“Bapak-bapak, ibu-ibu, saudara sekalian yang semoga dirahmati Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda :

Artinya :

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah ialah :

§  Beriman kepada Allah SWT

§  Menyambung tali keluarga

§  Memerintah kebaikan dan mencegah kemungkaran

Bapak-bapak, ibu-ibu, saudara sekalian yang semoga selalu dirahmati oleh Allah SWT

3 amalan ini yang mana menjadi salah satu amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT.

1.      Beriman kepada Allah SWT

Iman secara bahasa : iman berarti membenarkan/ pembenaran hati sedangkan menurut istilah ada 3 :

a.       Pembenaran dengan hati artinya  ialah hati menerima seluruh ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW.

b.      Dan pengakuan dengan lisan artinya mengucapkan 2 kalimat syahadat yaitu bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah/ diibadahi selain Allah SWT dan bahwa Muhammad SAW adalah utusan Allah.

 

c.       Pengamalan dengan anggota badan artinya hati mengamalkan dengan keyakinan dan anggota badan mengamalkan dengan melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.

Tambahan kaum salaf memasukkan amalan dalam kategori iman, karena iman dapat bertambah dan berkurang sesuai dengan bertambah dan berkurangnya amalan. Sebagaimana perkataan para ulama :

Artinya :

Iman itu bertambah dengan/ karena ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan”

Pembenaran dalam hati saja belum mencakup seluruh perkataan maupun perbuatan hati yang dituntut dari iman. Maka dari itu Dr. Shalih Al Fauzan memberikan penjelasan yang lebih tepat di dalam risalah beliau “Min ushuli ahlis sunnah wal jamah” halaman 13 yaitu :

“Diantara prinsip-prinsip ahlus sunnah wal jamaah adalah bahwasanya iman itu perkataan, perbuatan dan keyakinan yang bisa bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan”

Jadi iman itu bukan hanya perkatan dan perbuatan tanpa keyakinan sebab yang demikian itu merupakan keimanan orang munafiq dan bukan pula iman itu hanya seekdar pengetahuan dan meyakini tanpa ikrar dan amal sebab yang demikian itu merupakan keimanan orang-orang kafir yang menolak kebenaran.

Di dalam surat Al Anfal (8) ayat 2-4, Allah SWT telah berfirman :

Artinya :

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan (Allah) mereka bertawakal (Q.S. Al Anfal: 2).

 

Bapak-bapak, ibu-ibu, jamaah sekalian yang semoga selalu dirahmati Allah SWT

Dari sini kita mengetahui bahwasanya maksud ayat di atas adalah menunjukkan ciri-ciri orang yang beriman salah satu contohnya sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu Umar bin Khattab r.a yang mana sebelum masuk Islam dia orang yang paling ingin membunuh Rasulullah SAW dan ketika beliau masuk Islam, beliau orang yang paling gigih dalam membela Islam dan masih banyak lagi contoh-contoh yang lainnya.

Bapak-bapak, ibu-ibu, jamaah sekalian yang semoga selalu dirahmati Allah SWT

2.      Menyambung tali keluarga

Secara harfiah kata silaturahmi berasal 2 kata yaitu … yang berarti menyambung dan … yang berarti rahim perempuan yaitu tempat dimana janin berkembang dan terlindungi dalam perut wanita.

Dan istilah … digunakan untuk menyebutkan karib-kerabatnya karena mereka berasal dari satu rahim. Jika digabungkan menjadi …maka pengertiannya berarti menyambung hubungan dengan para kerabat.

Dalil hadits

Artinya :

Dari Anas bin Malik ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang ingin diluarkan rizkiinya atau meninggalkan nama sebagai orang baik setelah kematiannya hendaknya ia menyambung silaturahim” (HR. Bukhari)

Memutus silaturahmi adalah perkara yang sangat dilarang dalam Islam karena dapat menyebbkan seseorang dijauhkan dari surganya ALlah SWT. rasulullah SAW bersabda :

Artinya :

Dari Jubair bin Mutim meriwayatkan bahwa ia mendengar nabi SAW bersabda “Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan kerabat/ kekeluargaan”

Dalam riwayat lain Rasulullah SAW bersabda : “Tidak akan turun rahmat Allah kepada suatu kaum kalau di dalam kaum itu terdapat satu saja orang yang memutus tali silaturahim”

Bapak-bapak, ibu-ibu, jamaah sekalian yang semoga selalu dirahmati Allah SWT

Dari sini kita tahu besarnya keutamaan menyambung tali silaturahim (kekerabatan) bahwa Allah akan luaskan rizqinya dan menjadikan orang-orang mengenangnya sebagai orang yang baik tatkala ia sudah meninggal.

Kita juga jadi tahu betapa besar urgensi silaturahim dalam Islam karena orang yang sengaja memutusnya akan terhalang dari memasuki jannah-Nya. Semoga Allah jadikan kita termasuk orang-orang yang menyambung tali silaturahmi.

Bapak-bapak, ibu-ibu, jamaah sekalian yang semoga selalu dirahmati Allah SWT

3.      Amar Ma’aruf Nahi Munkar

Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran : 110  

Artinya :

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia karena kamu menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara mereka ada yang beriman namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasiq” (QS. Ali Imran : 110)

Di dalam kitab tafsir Al Munir Prof. Dr. Wahbah Az Zuhaili menjelasakan bahwasanya ayat ini turun berkenaan dengan sahabat nabi yaitu Ibnu Mas’ud, Ubay bin Ka’ab, Muadz bin Jabal dan salim maula Abu Hudzaifah dengan 2 orang Yahudi yaitu Malik bin Ash Shaif dan Wahb bin Yahudza. Orang Yahudi berkata kepada sahabat Nabi :

Sesungguhnya agama kami lebih baik daripada agama yang kalian dakwahkan kepada kami dan jauh lebih baik dan mulia daripada kalian”

Maka dari itu Allah menurunkan ayat ini merupakan sebuah peneguhan hati kaum mukminin dalam berpegangan kepada ALlah SWT dalam menjalankan yang haq dan mengajak kepada kebenaran. Pada waktu yang sama, ayat ini merupakan bentuk penyemangat bagi kaum mukminin untuk selalu menjaga ciri khusus dan karakteristik mereka dengan selalu menunaikan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT.

Allah menjelaskan bahwa umat Islam adalah umat terbaik selama mereka masih menjalankan ama ma’ruf nahi munkar dan beriman kepada llah SWT dengan keimanan yang lurus, benar dan sempurna. Di dalam ayat ini amar ma’ruf nahi munkar didahulukan atas iman kepada Allah. Hal ini dikarenakan amar ma’ruf nahi mungkar adalah dua hal yang lebih bisa menunjukkan dan membuktikan akan keutamaan umat Islam atas umat yang lain.

Juga karena iman, umat non muslim pun mengaku kalau mereka juga beriman. Keunggulan dan keutamaan ini akan selalu dimiliki oleh umat Islam selama mereka tetap beriman kepada Allah dengan sebenra-benarnya iman selalu menjalankan amar ma’ruf nahi munkar.

Sedangkan umat-umat yang lainnya telah diliputi oleh penyimpangan hakikat keimanan dan kerusakan telah menyebar di antara mereka sehingga mereka tidak beriman dengan keiamanan yang benar, tidak melakukan amar ma’ruf nahi mungkar.

Bentuk keimanan yang diinginkan adalah yang dijelaskan dalam firman Allah QS. Al Anfal ayat 2. Di dalam firman ALlah yang lain di dalam surat Al Hujurat ayat 15.

Sesungguhnya orang-orang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar”. (QS. Al Hujurat : 15).

Adapula beberapa hadits yang menjelaskan keutamaan amar ma’ruf nahi mungkar yaitu :

Dari Ibnu Abbas r.a, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Atas setiap persendian manusia, ada sedekah setiap hari”. Seorang laki-laki dari yang hadir berkata, “Ini termask perkara berat yang engkau katakan kepada kami”. Nabi SAW bersabda, “Amar ma’ruf nahi mungkarmu adalah sholat, kamu menyingkirkan kotoran dari jalan adalah sholat, dan setiap langkah yang kamu ayunkan untuk sholat adalah sedekah”. (HR. Ibnu Khuzaimah).

Bapak-bapak, ibu-ibu, jamaah sekalian yang semoga selalu dirahmati Allah SWT

Dan ketika kita sudah mengetahui dalil-dalil tentang amar ma’ruf nahi mungkar kita harus melakukan 3 langkah agar bisa melakukannya :

1.      Harus memiliki ilmu

2.      Harus memiliki sifat lemah lembut

3.      Harus sabar

Semoga kita dimudahkan Allah untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar ini agar kita menjadi sebaik-baik umat sebagaimana yang telah Allah firmankan dalam kitabnya. Aamiin.

 

Referensi :

1.      Al Qur’an

2.      As Sunnah

3.      Tafsir Al Munir à Prof. Dr. Wahbah Az Zuhaili

4.      Ensiklopedia Shahih Fadhail Amal à Zakaria Ghulam Qadir Al Bakistani

5.      Shahih Al Jami’ à Al Hafidz Imam Ibnu Hajar Al Asqalani

6.      Ta’lim Muta’allim à Syekh Burhanuddin Az Zarnuji

7.      Aqidah Thahawiyah à Syekh Abu Ja’far Ath Thahawy

8.      Mutiara Hadits Shahih Bukhori Muslim à Muhammad Fuad Abdul Baqi

Scroll to Top